watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

hadiah teman kantor

Aini. Kalo denger nama itu khayalanku selalu
melayang kemana-mana. Membayangkan sosok
seorang wanita 30 tahun dengan tinggi
semampai dan bodi yang padat berisi.
Pinggulnya lumayan besar dan ukuran dadanya
juga cukup bikin sesak nafas. Apalagi gayanya
kalau ngomong selalu terkesan genit dan manja,
membuat bayangan-bayangan ngeres jadi setan
dalam kepala. Wah, pokoknya aku sendiri nggak
pernah menyangka kalo dikantor ternyata punya
temen seperti dia. Memang sih anaknya baik,
care banget sama temen-temennya. Kalo ada
yang sakit, selalu dia yang jadi koordinator
bezuk. Kalo ada yang ultah, selalu dia yang
duluan inget en ngasih selamat. Belum lagi
kadonya, biarpun sederhana tapi perhatiannya
itu lho! Wah pokoknya asyik. Kalo dia lagi cuap-
cuap diudara sesuai profesinya sebagai penyiar,
selalu saja banyak pendengar pria berbondong-
bondong pengen mengudara, minta dilayani
suaranya yang empuk, seempuk dadanya,
hehehe!
Seperti sekarang misalnya. Nggak tau kenapa
tiba-tiba khayalanku tentang Aini melambung
tinggi. Jadi pengen melampiaskannya langsung,
abis dia seksi abis bo! Pas subuh tadi dia udah
dateng dengan penampilannya yang seger dan
menawan. Mungkin gara-gara tiap hari ketemu
dan ngerasain kegenitannya itu, sekarang ini
sering aku nggak bisa nguasai diri. Masih untung
cuma sabun di kamar mandi yang jadi
pelampiasan. Coba kalo langsung orangnya, bisa
nggak ya?
Yang jelas, pas dia dateng ternyata langsung
ngedeketin,”Kiii, aku ada perlu sama kamu. Sini
deh.” wah, ada apa ini, batinku. Tapi aku tetep
ngikutin dia. Eh ternyata dia langsung nurunin
tangga dan balik menuju ruang resepsionis.
Padahal tadi dia kan barusan naik. Udah gitu
ruang resepsionis masih gelap.
Tau-tau Aini berbalik, dia menarik tanganku
untuk duduk di kursi sofa. Kebetulan tempatnya
agak mojok di ruangan, jadinya makin nggak
kelihatan. Dan lagi aktivitas orang-orang bisa
kelihatan tanpa kita bisa terlihat. Maklum masih
subuh.
“Ki,” panggilnya lembut.
“Kenapa?” tanyaku. Ia tersenyum manis dan
menatapku lamaaa banget.
“Aini kamu kenapa?” eh malah tambah lebar
senyumnya. Dan tiba-tiba ia mendekatkan
wajahnya kewajahku dan berbisik,”Aku hari ini
ultah Party.gif . Mau nggak ntar malem kamu
dateng kerumah?”
Hah? kerumahnya? lagian kenapa mesti spesial
banget begini? padahal biasanya dia selalu
bersikap manja sama semua orang, nggak
cuma sama aku aja. Aku jadi curiga, tapi aku
diam saja.
“Mau ya?” bujuknya.
“Emang ada acara apa sih En?” tanyaku
penasaran. Eh dia malah senyum lagi dan malah
balik nanya,”Kamu nggak ngasih selamat sama
aku?”
“Oiya ya,” langsung aja kuulurkan tangan dan
kujabat tangan halusnya itu,”Met ulangtahun ya?
Moga panjang umur n sehat selalu.”
“Udah gitu aja?” tanyanya. Gantian aku yang
tertegun,”Maksudnya?”
Aini agak cemberut,”Biasanya orang kasih
selamat itu cium pipi kiri kanan..”
Walah! kepalang tanggung. Selagi tanganku
masih menggenggam tangannya, kuangsurkan
pipiku ke pipinya kiri kanan.
“Kurang,” celetuknya manja.”Emang gimana
lagi?” tau-tau dia mengangsurkan bibirnya ke
pipiku dan cup, cup. “Kayak gitu tuuh!!”
Aku baru ngerti. Terus aku cium pipi kiri
kanannya. Baru aja ni bibir kutarik dari pipi
kanannya. Dia menoleh dan langsung
dipagutnya bibirku.
Tangannya langsung dilingkarkan ke leherku.
thumbsup_anim.gif Woow! Dadanya yang super
wow itu menempel erat didadaku. Langsung
deh tanpa tedeng aling-aling si Joni ambil sikap
sempurna. Kita berpagutan, lamaa sekali. Waktu
kulepaskan ciumanku, terdengar desahannya
manja. Aku tak tahan lagi, kalau tadi dia yang
nyerang, sekarang giliranku mendaratkan
ciuman ke bibirnya yang tipis. Kembali nafas Aini
mengengah, dan dia menyambut ciumanku
dengan menjulurkan lidahnya sedikit. Nafas
perempuan seksi ini semakin memburu,
sehingga begitu aku lepas ciumanku, masih
terdengar desahan manjanya. Malah terdengar
sedikit erangan erotisnya. Tanganku langsung
tidak tinggal diam. Bergerilya, meraba dan
mengusap lembut semua bagian tubuhnya,
terutama yang sensitif mendatangkan
rangsangan. Begitu tanganku mendekat ke
dadanya, tiba-tiba Aini menangkap tanganku.
“Hayo mau ngapain?” bisiknya dengan suara
bergetar karena horny. Aku cuma senyum.
Tanganku yang satu lagi membelai pipinya. Aini
balas tersenyum, kemudian tanganku yang
dipegang diarahkannya menuju ke balik bajunya,
langsung ke kancing BH-nya yang kebetulan ada
didepan.
“Ini untukmu Ki, aku pengen kamu pegang
dadaku…” gumamnya sambil berdesah manja.
Aku kaget juga, tapi sekaligus tidak mau menyia-
nyiakan kesempatan ini. Langsung saja kubuka
kait BH-nya, dan bisa kurasakan betapa dadanya
yang super wow itu benar-benar sesuai dengan
apa yang kulihat dari luar. Ukurannya mungkin
sekitar 36 C, atau malah mungkin D. Perlahan
kubelai dan kuremas lembut dadanya. Aini mulai
mengerang pelan, takut ketahuan. Tapi begitu
tanganku mulai menjepit putingnya pelan, dan
kuputar, desahannya mulai terdengar
liar,”Ngghhh…ssshhh…kiii.. .sshhh…aahhhh…”
aku makin gila. Giliran puting sebelahnya kuputar
pelan sambil kujepit dengan jari-jariku. Tapi
waktu mau berbuat lebih jauh, Aini melepas
pelukannya dan berbisik lirih dengan suara
bergetar,”Ki, nanti malem kerumah ya? Kita bisa
lebih bebas nanti.” aku mengangguk,
mengancingkan behanya, dan kami sempat
berciuman sebentar sebelum ia melangkah
keatas keruang siaran, dan aku pulang. Wah, ini
hari yang paling istimewa! Soalnya jangankan
sampai berbuat gitu, wong mendekat sedikit saja
dalam mimpi pun aku nggak berani, abis galak
sih! Tapi begitu bisa dapet durian macam ini, aku
jadi nggak sabar menanti malam tiba.
****
Akhirnya apa yang kutunggu-tunggu sudah ada
didepan mata Devil.gif . Dengan dandanan ala
kadarnya, maklum aku nggak begitu suka
dandan, aku menuju ke rumah Aini dengan
Sidekick hijauku. Suara knalpot racing yang
menderum membuat sebagian orang menoleh,
termasuk beberapa pendengar yang emang
sengaja datang untuk merayakan ultah penyiar
pujaannya. Huh, mengganggu saja! rutukku
dalam hati. Tapi biarinlah, yang terakhir kan
dapetnya paling banyak, hehehe!!
Beberapa pendengar yang udah kenal denganku
menyapa, tapi aku hanya menanggapi sambil
lalu saja, karena yang kucari adalah sesosok
wanita cantik bertubuh sintal yang selalu
kubayangkan dalam mimpi-mimpiku. Dan
akhirnya bidadari sexy yang kutunggu muncul.
Dengan gaun malam hitam yang dilengkapi
pernik-pernik berlian, sungguh malam itu Aini
menjadi bintang di pestanya, seakan seorang
ratu yang hadir untuk dikagumi rakyatnya. Para
fans langsung berdecak kagum,”Ooohh…mbak
Aini cantik sekali,” suara salah satu pendengar
yang juga ngefans sama cewek satu ini muncul
disela-sela kerumunan pendengar. Aku yang
waktu itu juga berbaur bersama mereka juga
terkagum-kagum. Betul-betul ni cewek pinter
merawat diri, dan memperlihatkan
kecantikannya.
Acara demi acara pun berlangsung, sampai tiba
saatnya para tamu pun beranjak pulang. Karena
sedikit-sedikit ada yang kenal, jadinya aku juga
ikut nyalamin para pendengar. Mereka tentu
puas sesudah memandangi Aini yang malam ini
memang terlihat sangat cantik. Begitu para tamu
pulang, aku sebetulnya juga ragu-ragu, apa iya
Aini sungguh-sungguh. Kalo dari perlakuannya
tadi pagi sih ya keliatannya emang iya.
Sebodolah. Yang jelas, begitu aku masuk
kedalam rumah, Aini mendekatiku dan
berkata,”Tunggu sebentar ya.”
Aku cuma mengangguk. Kemudian dia
menghilang kekamarnya, dan beberapa saat
kemudian terdengar suara dari dalam,” Ki, sini
deh.”
Aku bergegas masuk kekamarnya. Wah, boleh
juga kamar perempuan sintal ini. Nuansa krem
meliputi sekeliling ruangan, termasuk karpetnya.
AC yang terpasang membuat ruangan jadi
sejuk. Belum lagi perangkat stereo set dan TV 29
inch melengkapi kamarnya. Betul-betul kamar elit
deh. Tapi yang membuat aku tertarik bukan
kamarnya, tapi penghuni kamarnya itu. Kulihat
Aini sudah berganti busana. Kali ini dia memakai
lingerie tipis transparan sehingga lekuk tubuhnya
makin jelas terlihat. Wah udah nggak sabar
pengen nerkam aja bawaannya, tapi kutahan
dulu. Begitu melihatku, Aini tersenyum simpul
trus berdiri,”Gimana, bagus nggak lingerieku?”
tanyanya sambil berdiri dan memutar tubuh
moleknya. Aku jadi makin tergiur,”Bagus banget,
cocok buat tubuhmu.”
“Kita buka kado dulu yuk!” katanya, wah,
pengennya sih langsung hehehe! Tapi okelah.
Jadinya, aku duduk ditepi spring bednya,
berhadapan sambil bantuin buka kado. Makin
lama makin dekat, karena suasana romantis
sudah terbangun dari musik jazz yang dia putar.
Lantunan lembut Norah Jones dengan Don’t
Know Why makin menambah gairah. Begitu
kado habis terbuka, Aini memandangku dengan
senyum manisnya. Aku rada salah tingkah.
“Aku belum dapet kado dari kamu lho.” ucapnya
manja. Aku hanya tersenyum,”Maaf, aku nggak
bisa ngasih apa-apa buat hari spesialmu.”
Aini memegang tanganku,”Nggak papa. Kamu
dateng kesini juga udah lebih dari cukup. Aku
memang pengen berdua sama kamu,
menikmati malam ini, ngerayain hari ultahku.”
Lalu dengan lembut dia mencium
pipiku,”Makasih ya Ki.”
Aku menoleh kearahnya. Kupandangi dalam-
dalam wajah ayunya, dan makin lama makin
dekat. Akhirnya bibir kami bertemu. Kupagut
lembut bibir tipisnya, sebagai ucapan selamat
ulangtahun. Aini mendesah manja, dan
tangannya melingkar dileherku. Tubuh kami
semakin merapat dan belahan dada yang
terbungkus BH dan lingerie itu menempel erat
didadaku. Kupeluk tubuhnya, dan semakin
kudalamkan ciumanku. Lidah kami saling
mencari dan membelit, memagut, seperti ular
berbisa, dan makin lama makin erat. Nafas Aini
semakin berpacu ketika kulepas pelan-pelan
ciumanku. Matanya setengah terpejam,”Met
ulangtahun ya,” lalu tanpa memberi kesempatan
menjawab, kulabuhkan ciumanku kelehernya
yang jenjang dan putih. Aini mulai menggeliat,
dan mulai terdengar erangannya,”Ahhh…
engghhhh… ”
Terus kutelusuri lehernya yang mulus dengan
lidahku, membuatnya makin kegelian. Sengaja
aku belum menggerilyakan tanganku. Tapi Aini
sudah mulai on dan nggak sabar. Tangannya
yang melingkar dileherku sekarang mulai
mengusap punggungku. Puas bermain
dilehernya, kembali kutautkan ciumanku ke
bibirnya. Kali ini tanganku mulai ikut bermain.
Kuusap punggungnya pelan, lembut, dan
semakin bergerak kedepan lalu singgah
didadanya.
Dengan penuh perasaan, kuusap lembut buah
dadanya sebelah kiri dan sedikit kuremas. Nafas
Aini makin memburu dan ia melepas ciumanku
dengan deru nafas yang makin horny.
Tangannya yang lentik mulai membuka kancing
kemejaku satu persatu. Kubiarkan ia melakukan
aksinya, sementara ciumanku mulai mendarat
diatas dadanya. Sambil kuusap dengan mulutku,
kubuatkan sedikit cupang merah didadanya. Aini
makin mendesah dan erangannya mulai agak
keras. Kemejaku sudah lepas sehingga aku
bertelanjang dada. Tidak mau kalah, giliran
tanganku menyusup kebalik lingerie Aini, dan
kuraba buah dada kirinya. Kubuka kait BH
dibelakangnya, dan penutup keindahan dada
besar itupun terlepas. Aini langsung berdiri,
melepaskan lingerie dan BHnya, kemudian
langsung menurunkan celana dalamnya
sehingga iapun telanjang. Aku memandangi
lekuk tubuhnya yang indah. Pinggang ramping,
pinggul besar, dada membulat kenyal. Ia berbisik
lirih penuh keromantisan,”Malam ini aku milikmu
Ki.”
Satu persatu kulepas pula semua yang menutup
tubuhku, dan akupun berdiri mendekatinya,
kemudian memeluknya dan kembali bibir kami
bertaut. Hanya saja kali ini agak sedikit lebih
kasar. Tanganku mulai memutar-mutar puting
susunya yang kenyal, dan Aini mulai
mengerang-erang, mengekspresikan birahi yang
makin tinggi. Ciumanku lalu berpindah ke
dadanya, mengulum buah ranum itu sambil
mengisap dengan keras. Erangannya makin jelas
terdengar,”Ngghhh….sshhhhh.. .ahhhh….” dan
tanganku mulai bergerak kebawah, menuju
labianya yang merekah. Ketika kusentuh, Aini
mendesah tertahan,”Ssshh…Kiiii….ahh hh…hhhh”
Makin dalam kusentuh, makin kuat erangannya.
Ia kudorong sehingga terduduk ditempat tidur
dan kemudian ia membaringkan dirinya diatas
peraduan. Aku memandang wajah sayu
menawan itu dengan deru nafas memburu.
Langsung aku berbaring disebelahnya, dan
kuusap lagi kewanitaannya yang sudah mulai
membanjir. Mulutku kembali bertualang disekitar
dadanya. Aini tidak tinggal diam. Tangannya
mencari kelelakianku dan mulai memain-
mainkannya.
Aku bangun secara tiba-tiba sehingga dia
berhenti beraksi diatas kelelakianku, lalu kubuka
kedua pahanya hingga memperlihatkan
kewanitaannya. Aini mengerti apa yang mau aku
lakukan. Tangannya memegang kepalaku dan
mengarahkannya untuk memberi sentuhan
hangat di kewanitaannya,”Lakukan apa yang
kamu suka Ki, aku milikmu, benar-benar
milikmu…sshhh…enngghhh” tak sempat dia
melanjutkan perkataannya karena lidahku sudah
keburu masuk di sela kewanitaannya.
Kusapu semua bagian labianya, mengisap-isap
dan kugigit kecil bagian yang mirip kacang itu,
dan belum begitu lama, tiba-tiba Aini mengerang
keras dan tubuhnya terangkat,”Aaaa…hhhhh”
dan kemudian kewanitaannya terasa makin
basah. Aku tidak peduli, dan terus melabuhkan
lidahku kesana, sehingga rasa geli gatal yang
menyerang Aini makin menjadi. Makin banyak
cairan yang keluar dari kewanitaannya dan
kemudian Aini membantingkan diri di ranjang
dan mulai menggeliat-geliat dengan paha
menjepit kepalaku.
Kemudian kulepaskan diriku dari jepitannya, dan
mulai mengarahkan tongkat nakhoda ke kapal
yang hendak kulabuhi. Karena sudah licin,
mudah saja tongkat itu berlabuh,
sreett,”Ssshhh…aaahhh…” kemudian mulailah
pelayaran itu dimulai. Kukendalikan irama
tubuhku senada dengan Aini. Perempuan itu
mulai mendesah-desah, mengerang, menjerit
kecil sambil tubuhnya menggeliat-geliat dibawah
tubuhku, makin lama makin cepat, tapi aku
sengaja tidak mempercepat gerakanku sehingga
ia makin liar. Kali ini erangannya sangat kuat, dan
sangat menggairahkan.
Baru beberapa menit, tiba-tiba Aini
menghentikan gerakannya,”Ki, aku mau
melayanimu diatas. Boleh ya?” desahnya manja.
Lalu dia berbalik dan mulai menari diatas
tubuhku. Erangannya lebih keras dari yang tadi.
Ia terus mempertontonkan gerakan-gerakan
yang indah, dan kedua bukit kembarnya
bergoyang sexy. Sebuah kupegang dan
kuremas-remas, sedangkan sebuah lagi kuhisap
dengan keras, dan akhirnya sebuah teriakan kecil
dan panjang keluar dari
tenggorokannya,”Aaaaaahhhhhh.. .ahhhh..ahh…
ah….” lalu kubalik tubuhnya sehingga kembali ia
dibawah, lalu aku teruskan pelayaranku sehingga
akhirnya mencapai puncak. Keluarlah semua
kerinduanku akan pelukannya, sangat banyak.
Aini sendiri begitu merasakan kehangatan
didalam kewanitaannya hanya bisa mendesah
manja, pasrah, penuh penyerahan diantaranya
nafasnya yang memburu. Tubuh kami
bermandikan keringat, meski ruangan itu sejuk
dengan AC.
Sambil mengengah, Aini memandangku dan
berkata,”Makasih ya Ki, ini kado paling spesial
yang pernah aku terima.” Lalu dia mengecup
bibirku yang berbaring disampingnya. Kami
berdua lalu berbagi cerita sambil berpelukan, dan
akhirnya terlelap berdekapan. Ah, Aini…


Adult | GO HOME | Exit
1/867
U-ON

inc Powered by Xtgem.com